Profil Desa Nangkod

Ketahui informasi secara rinci Desa Nangkod mulai dari sejarah, kepala daerah, dan data lainnya.

Desa Nangkod

Tentang Kami

Profil Desa Nangkod, Kejobong, Purbalingga. Mengupas tuntas potensi industri kerajinan anyaman bambu yang melegenda, khususnya besek, sebagai warisan budaya tak benda dan pilar utama ekonomi kreatif yang menopang kehidupan masyarakat desa.

  • Sentra Kerajinan Anyaman Bambu

    Dikenal luas sebagai salah satu pusat utama produksi kerajinan anyaman bambu di Purbalingga, dengan produk unggulan berupa besek yang dikerjakan secara turun-temurun.

  • Ekonomi Berbasis Keterampilan Tradisional

    Perekonomian desa secara signifikan ditopang oleh keterampilan para perajin, yang mayoritas merupakan kaum perempuan, dalam menciptakan produk bernilai ekonomi sekaligus melestarikan warisan budaya.

  • Fondasi Pertanian yang Solid

    Sektor pertanian, yang mencakup persawahan dan perkebunan (termasuk rumpun bambu), berfungsi sebagai pilar pendukung yang krusial dalam menjamin ketahanan pangan dan stabilitas pendapatan warga.

Pasang Disini

Di salah satu sudut Kecamatan Kejobong, Kabupaten Purbalingga, terdapat sebuah desa di mana tradisi dan ekonomi terjalin erat dalam setiap helai bambu. Desa Nangkod, sebuah komunitas yang hidup dan bersahaja, telah lama dikenal sebagai salah satu sentra kerajinan anyaman bambu yang paling produktif di wilayahnya. Di sini, suara bilah-bilah bambu yang diraut dan dianyam menjadi pemandangan sehari-hari, sebuah simfoni yang menandakan denyut nadi kehidupan, budaya dan perekonomian yang telah diwariskan lintas generasi.

Jati diri Desa Nangkod tidak dapat dipisahkan dari produk ikoniknya, besek—wadah anyaman bambu serbaguna yang kini semakin relevan di tengah isu lingkungan. Namun di balik citranya sebagai desa para perajin, Nangkod tetap berdiri kokoh di atas fondasi agraris yang kuat, memastikan warganya berdaya secara ekonomi sekaligus berdaulat secara pangan. Profil ini akan mengupas secara mendalam bagaimana Desa Nangkod merawat legasi kerajinan bambunya sebagai aset ekonomi kreatif sambil terus menjaga sektor pertaniannya sebagai penopang kehidupan.

Jati Diri Desa: Legasi Kerajinan Anyaman Bambu

Kerajinan anyaman bambu merupakan jiwa dan identitas utama Desa Nangkod. Keterampilan ini bukan sekadar mata pencaharian, melainkan sebuah warisan budaya tak benda yang terus hidup dan diwariskan, terutama di kalangan kaum perempuan.

  • Besek sebagai Produk Unggulan
    Produk utama yang dihasilkan para perajin Nangkod yaitu besek. Wadah berbentuk kotak ini memiliki nilai fungsional dan filosofis yang tinggi, umum digunakan untuk tempat nasi, oleh-oleh, hingga bingkisan acara hajatan. Di era modern, besek kembali populer sebagai alternatif kemasan yang ramah lingkungan, menggantikan wadah plastik atau styrofoam.
  • Proses Produksi yang Telaten
    Pembuatan besek memerlukan ketelatenan dan keahlian tinggi. Prosesnya dimulai dari pemilihan bambu jenis tertentu (biasanya bambu apus), memotongnya, lalu merautnya menjadi bilah-bilah tipis yang disebut irat. Bilah-bilah inilah yang kemudian dianyam dengan presisi untuk membentuk sebuah besek yang kokoh dan rapi.
  • Warisan dan Pranata Sosial
    Keterampilan menganyam diwariskan dari ibu ke anak perempuannya. Aktivitas menganyam seringkali dilakukan secara komunal di teras atau halaman rumah, menjadi ajang interaksi sosial sambil tetap produktif. Hal ini memperkuat ikatan sosial antarwarga dan memastikan regenerasi perajin terus berjalan.

Selain besek, para perajin juga mampu membuat produk anyaman bambu lainnya seperti tampah (nampan besar), cepon, dan berbagai jenis keranjang sesuai pesanan.

Roda Ekonomi dari Jalinan Bambu

Industri kerajinan anyaman bambu menjadi salah satu roda penggerak ekonomi yang vital di Desa Nangkod. Kontribusinya terhadap pendapatan rumah tangga sangat signifikan, terutama sebagai sumber pendapatan tambahan di luar sektor pertanian.

  • Sumber Pendapatan Fleksibel
    Bagi para ibu rumah tangga, menganyam menjadi pekerjaan yang sangat fleksibel. Aktivitas ini dapat dilakukan di sela-sela waktu mengurus rumah tangga, memberikan mereka kemandirian ekonomi tanpa harus meninggalkan peran domestiknya.
  • Rantai Ekonomi Lokal
    Industri ini menciptakan sebuah rantai ekonomi di dalam desa. Terdapat warga yang berperan sebagai penebang dan penjual bambu, sebagian besar menjadi perajin, dan beberapa lainnya berperan sebagai pengepul (kolektor). Pengepul inilah yang menampung produk dari para perajin untuk kemudian dipasarkan ke luar desa.
  • Pasar yang Luas
    Produk besek dari Nangkod dipasarkan ke berbagai pasar tradisional di Purbalingga dan kabupaten sekitarnya. Permintaan juga banyak datang dari para pengusaha katering, penyelenggara acara (event organizer), dan penjual oleh-oleh.
  • Tantangan dan Peluang
    Tantangan utama yang dihadapi ialah persaingan dengan kemasan modern yang lebih praktis dan murah, serta fluktuasi harga bahan baku bambu. Namun, di sisi lain, terdapat peluang besar seiring meningkatnya kesadaran masyarakat akan produk ramah lingkungan. Inovasi desain dan pemasaran digital menjadi kunci untuk merebut peluang tersebut.

Penopang Kehidupan: Sektor Pertanian yang Resilien

Meskipun terkenal dengan kerajinannya, Desa Nangkod tidak meninggalkan sektor pertanian sebagai pilar utama penopang kehidupan. Sektor ini menjamin ketersediaan pangan bagi warga dan memberikan stabilitas ekonomi yang tidak sepenuhnya bergantung pada pesanan kerajinan.

  • Pertanian Lahan Basah dan Kering
    Desa Nangkod memiliki lahan pertanian yang seimbang antara sawah irigasi dan lahan kering (tegalan). Sawah ditanami padi untuk memenuhi kebutuhan pokok, sementara tegalan dimanfaatkan untuk menanam palawija seperti singkong dan jagung.
  • Bambu sebagai Komoditas Pertanian
    Rumpun-rumpun bambu yang tumbuh subur di pekarangan, tepi sungai, atau sengaja ditanam di kebun juga merupakan bagian dari komoditas pertanian desa. Keberadaan rumpun bambu ini menjamin ketersediaan bahan baku yang berkelanjutan bagi para perajin.

Sinergi antara pertanian yang menghasilkan pangan dan kebun yang menghasilkan bahan baku kerajinan menciptakan sebuah model ekonomi perdesaan yang mandiri dan tangguh.

Geografi, Demografi, dan Pembangunan Desa

Desa Nangkod memiliki luas wilayah 2,24 km². Secara geografis, wilayahnya relatif datar dengan sedikit kontur bergelombang, cocok untuk pertanian dan pemukiman. Batas-batas wilayahnya meliputi:

  • Sebelah Utara
    Desa Penolih (Kecamatan Kaligondang)
  • Sebelah Timur
    Desa Timbang (Kecamatan Kejobong)
  • Sebelah Selatan
    Desa Kejobong (Kecamatan Kejobong)
  • Sebelah Barat
    Desa Penolih (Kecamatan Kaligondang)

Jumlah penduduk Desa Nangkod tercatat sebanyak 2.716 jiwa, yang terdiri dari 1.380 laki-laki dan 1.336 perempuan. Dengan luas wilayah tersebut, tingkat kepadatan penduduknya ialah 1.213 jiwa/km2. Kode pos untuk Desa Nangkod yaitu 53392.

Pemerintah Desa Nangkod secara aktif mendukung kedua pilar ekonomi warganya. Melalui Dana Desa, pembangunan infrastruktur seperti perbaikan jalan desa dan jalan usaha tani terus dilakukan. Akses jalan yang baik sangat penting untuk kelancaran transportasi bambu sebagai bahan baku, pemasaran produk kerajinan, serta pengangkutan hasil panen. Selain itu, pemerintah desa juga berupaya memfasilitasi para perajin untuk mendapatkan pelatihan dan akses permodalan guna meningkatkan skala usaha mereka.

Desa Nangkod merupakan bukti nyata bagaimana sebuah warisan budaya dapat menjadi fondasi ekonomi yang kuat. Jalinan bilah-bilah bambu di tangan para perajinnya tidak hanya menghasilkan produk fungsional, tetapi juga menenun kesejahteraan, kemandirian, dan harga diri komunitas. Didukung oleh sektor pertanian yang solid, Desa Nangkod menampilkan potret desa yang seimbang antara melestarikan tradisi dan memenuhi kebutuhan hidup.

Ke depan, tantangan terbesar sekaligus peluang emas bagi Desa Nangkod ialah mengangkat kerajinan besek ke panggung yang lebih luas. Dengan sentuhan inovasi, pengemasan yang modern, dan strategi pemasaran digital, produk ramah lingkungan ini berpotensi besar untuk menembus pasar nasional. Dengan demikian, denyut nadi anyaman bambu di Desa Nangkod akan terus berdetak lebih kencang, mewariskan tidak hanya keterampilan, tetapi juga kemakmuran bagi generasi yang akan datang.